Cari Blog Ini

Kuatnya Super-ego Dalam Cerita Calonarang Sebagai Sastra Anak


Kuatnya Super-ego Dalam Cerita Calonarang Sebagai Sastra Anak
Oleh : Dwi Suprabowo

Pendahuluan
Sastra anak adalah sastra yang dibaca anak-anak “dengan bimbingan dan pengarahan anggota suatu masyarakat, sedang penulisannya juga dilakukan oleh orang dewasa” (Davis 1967 dalam sarumpaet 1976:23).[i] Dari dasar inilah mengapa peneliti memandang sebuah cerita rakyat Calonarang, yang pada klasifikannya adalah cerita mite yang dipercayai kebenarannya, mengalami transformasi menjadi cerita anak. Dalam ranah sastra bandingan, peralihan bentuk ini pun disebut adaptasi. Istilah adaptasi sendiri berarti penyesuaian, sehingga bila cerita asli Calonarang yang awalnya penuh dengan hal magis seperti: teluh dan tenung beserta makhluk-makhluk Gaib, diarahkan (dipahami: dikontrol) unsur-unsur mana saja yang belum pantas didengar atau diketahui oleh anak-anak.
Hal penyesuaian ini menurut Freud dalam teorinya (Psikoanalisis) adalah super-ego. Kita ketahui dalam Psikoanalisis, Freud membagi kesadaran manusia menjadi tiga level, yakni: Id, Ego, dan Super-ego. Ketiga level ini sama dengan pikiran tak sadar, pikiran sadar, dan hati nurani.[ii] Id dan ego berkaitan erat dengan insting, karena kedua level kesadaran manusia ini  berhubungan dengan diri sendiri seorang manusia. Insting adalah energi, penggerak tubuh untuk mengontrol bermacam laku manusia.[iii]
Id atau libido adalah level kesadaran manusia yang berhubungan dengan insting alamiah manusia, yaitu insting seksual. Menurut Freud pula, insting seksual tidak hanya sebatas hubungan sex, tetapi ia memetakannya menjadi tiga poin, Oral, Anus, dan Falus[iv]. Karena pada saat manusia dilahirkan kebutuhan (hasrat) dasarnya adalah saat manusia pertama kali makan (minum ASI dari ibunya), mengeluarkan fases (buang air), dan mengenal (mempergunakan) alat kelamin. Namun yang sering menjadi perdebatan mengenai masalah hasrat adalah makan dan penggunaan alat kelamin saja. Id hanya bereaksi pada sekali waktu itu saja, maksudnya ketika id tersebut muncul tidak untuk masa depan melainkan ketika hasrat itu muncul harus segera disalurkan. Tidak  bisa ditunda dan disimpan untuk waktu berikutnya.
Ego lebih kepada hasrat manusia yang dapat dipupuk dan memiliki target pencapaiannya, yang adalah gambaran diri terhadap dirinya sebagai diri yang diinginkannya. Perasaan dirinya sebagai bagian dari dunia yang ada di sekitar dirinya. Seperti cita-cita dan harapan pribadi. Contoh kasus lainnya adalah mencari pasangan yang sesuai dengan kriteria yang ada di pikirannya. Kasus lainnya lagi adalah dirinya menganggap dia adalah suku A karena mengalir darah dari suku tersebut.
Super-ego atau hati nurani berasal dari lingkungan luar dirinya. Sesuatu dari luar yang telah menyatu dalam dirinya. Sesuatu itu yang meski kita tentang atau tidak pasti akan melesap masuk dalam diri kita. Contoh kasusnya, ketika kita kecil pastilah kita dilarang ini dan itu oleh orangtua, atau notaben-nya adalah ayah, seperti saat kita makan sembari berbicara lalu sang ayah menegur kita dan melarang makan sambil berbicara di meja makan. Pada akhirnya ketika kita dewasa saat makan kita pun akan menegur orang lain yang makan sambil berbicara. Jadi super-ego lah yang mengontrol segala pergerakan id dan ego. Pembatasan dan represi hasrat alamiah manusia agar tidak melanggar norma moral yang berkembang dalam masyarakat.
Pembahasan super-ego lah yang menjadi poin pembahasan mengenai cerita calonarang yang merupakan cerita rakyat (mite) Bali yang dipercayai dan terlebih cerita ini banyak mengandung hal-hal metafisika (mistis). Cerita Calonarang sendiri memiliki banyak versi namun saya akan memilih satu cerita dominan lalu saya akan bandingkan dengan cerita Calonarang versi anak yang dibuat menjadi film kartun. Berikut adalah ceritanya:
Calon Arang adalah Dayu Datu, seorang janda penguasa ilmu hitam yang sering merusak hasil panen para petani dan menyebabkan datangnya penyakit. Ia mempunyai seorang puteri bernama Ratna Manggali, yang meskipun cantik, tidak dapat mendapatkan seorang suami karena orang-orang takut pada ibunya. Karena kesulitan yang dihadapi puterinya, Calon Arang marah dan ia pun berniat membalas dendam dengan menculik seorang gadis muda. Gadis tersebut ia bawa ke sebuah kuil untuk dikorbankan kepada Dewi Durga. Hari berikutnya, banjir besar melanda desa tersebut dan banyak orang meninggal dunia. Penyakit pun muncul.
Raja Airlangga yang mengetahui hal tersebut kemudian meminta bantuan penasehatnya, Empu Baradah untuk mengatasi masalah ini. Empu Baradah lalu mengirimkan seorang muridnya bernama Empu Bahula untuk dinikahkan kepada Ratna. Keduanya menikah besar-besaran dengan pesta yang berlangsung tujuh hari tujuh malam, dan keadaan pun kembali normal.
Calon Arang mempunyai sebuah buku yang berisi ilmu-ilmu sihir. Pada suatu hari, buku ini berhasil ditemukan oleh Bahula yang menyerahkannya kepada Empu Baradah. Saat Calon Arang mengetahui bahwa bukunya telah dicuri, ia menjadi marah dan memutuskan untuk melawan Empu Baradah. Tanpa bantuan Dewi Durga, Calon Arang pun kalah. Sejak ia dikalahkan, desa tersebut pun aman dari ancaman ilmu hitam Calon Arang.

Pembahasan
Dalam konteks sastra anak, sastra yang dibuat oleh orang dewasa untuk dibaca oleh anak-anak, seorang penulis akan memilah-milah kata dan memastikan adegan apa saja yang pantas untuk diketahui oleh anak. Hal ini juga merupakan sebuah super-ego yang sengaja ditanamkan oleh orang dewasa terhadap anak-anak melalui bacaan-bacaannya. Dalam cerita Calonarang versi anak, berupa film kartun Calonarang, banyak sekali yang sengaja diubah atau disensor karena mungkin versi asli Calonarang terlalu menyeramkan dan mistis sehingga membuat si pembuat sensor mengganti atau pun menghilangkan adegan-adegan yang tidak pantas ditonton anak. Dalam cerita asli Calonarang itu seorang manusia biasa yang memiliki kekuatan tenung, tetapi dalam kartunnya Calonarang dibuat menjadi sosok nenek sihir, tampilannya keluar dari setting dan latar cerita Calonarang yaitu seperti badut yang penuh dengan warna(tokoh-tokoh lainnya diciptakan sebagai manusia kerajaan sesuai setting dan latar cerita).
Cerita asli Calonarang mengatakan bahwa ketika Calonarang sedang marah kepada masyarakat desa Dirah karena merasa tersinggung dengan perlakuan mereka. Perlakuan tersebut yakni mengucilkan putri satu-satunya, dan akhirnya ia marah dan mempergunakan kesaktiannya untuk menciptakan bencana dan wabah yang membuat rakyat banyak yang mati. Dalam versi kartunnya, Calonarang marah namun tidak digambarkan menciptakan banjir dan banyak penduduk yang mati, tetapi malah menjadikan rakyat-rakyat tersebut menjadi jin (makhluk berwarna dalam kartunnya). Dari adegan ini dapat terlihat sekali unsur super-ego orang dewasa terhadap anak-anak. Sesuai dengan ungkapan Freud bahwa, id (libido) seorang individu adalah bagian dari dorongan yang lebih umum, yang disebut Eros (Cinta) dan Thanatos (kematian).[v] Dalam kasus kartunnya kenapa tidak ditampilkan kematian rakyat, mungkin karena si pembuat sensor menganggap hal tersebut belum pantas dilihat oleh seorang anak dan sekaligus menanamkan moral kepada mereka bahwa kematian itu tidak pantas untuk anak-anak yang akan nantinya kembali ditanamkan oleh anak-anak tersebut kepada anak-anak generasi berikutnya.
Dorongan id terhadap Eros pun dikontrol oleh orang dewasa. Yaitu pada saat manggali dan Mpu Bahula saling jatuh cinta dan akhirnya menikah dan dirayakan selama tujuh hari tujuh malam. Sama halnya dengan Thanatos bahwa anak-anak belum pantas mengenal cinta antar dua sejoli. Pemikiran tersebut telah menjadi moral dalam hati nurani dalam masyarakat Indonesia. Jadi dapat dikatakan bahwa itu pun adalah Super-ego yang tertanam.
Namun yang aneh dari bentuk nurani atau moral (super-ego) yang berkembang di Indonesia adalah membiarkan anak-anak terbiasa dengan hal mistis. Hal ini pun seperti dua mata pisau yang dapat melukai. Di satu sisi cerita-cerita rakyat Indonesia hampir semuanya sangat kental dengan dunia metafisika (mistis). Di sisi lainnya karena sejak kecil seorang anak terbiasa dengan hal-hal metafisika maka, secara sadar atau tidak, muncul ketakutan-ketakutan (Fobia, Hysteria, atau Paranoid) terhadap hal-hal mistis dan akhirnya masuk ke dalam alam bawah sadarnya.

Simpulan
            Cerita calonarang adalah salah satu cerita yang banyak sekali mengandung unsur super-ego masyarakat. Yaitu mengenai yang diutarakan oleh Freud, tentang cinta dan kematian. Namun yang aneh dari super-ego masyarakat Indonesia hal-hal mistis malah dijadikan hal yang wajar dan tidak diperlakukan sama dengan cinta dan kematian yang disensor.   
            Cempaka Baru, 09-12-2010


[i] Riris K. Toha-Sarumpaet. Pedoman Penelitian Sastra Anak. (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2009) Hlm.2
[ii] Peter Barry. Pengantar Komprehensif Teori Sastra dan Budaya: Beginning Theory. (Yogyakarta: Jalasutra, 2010) Hlm.114.
[iii] Pamela Thurschwell. Sigmund Freud. (New York: Routlegde, 2000) Hlm.81.
[iv] Peter Barry. Lock.cit. Hlm.114.
[v] Ibid. Hlm.118.

2 komentar :

  1. wi, apresiasi ya... dari penjabaran lu tentang struktur kepribadian menurut freud, klo gw liat terlalu sempit pengertiannya id, ego, super ego tidak sesederhana yang dijabarkan tapi lebih kompleks,trus juga ada penjelasan-penjelasan yang salah kaya penjelasan tentang id sama insting, id bukan bagian dari kesadaran, id termasuk ketidaksadaran manusia.. insting bukan bagian dari ego tapi insting ada karena dinamika dari ketiga struktur itu... klo bisa wi ditelaah lagi teori kepribadiannya freud... mantabs wi, produktif bangat luh... acim

    BalasHapus
  2. memang sengaja tidak dijabarkan lebih rinci mengenai id, ego, dan super-ego-nya karena menyangkut pada sensoring dari pihak superior (orang dewasa) kepada inferior (anak-anak) dalam bacaan anak.

    nah kalau masalah id itu, memang bukan merupakan kesadaran tetapi bagian dari level kesadaran.. level kesadaran ada 3 kan id, ego, dan super-ego.. id (ketidaksadaran), ego (kesadaran), dan super-ego (etika yang berkembang di masyarakat)...

    nah level kesadaran bukan merupakan kesadaran itu sendiri, namun level kesadaran adalah tingkatan kesadaran yang dimiliki oleh manusia.

    coba dibaca lagi pada bagian pendahuluannya. kita sharing aja cim..

    hehehe..
    Dwi S

    tau darimana blog ini cim?

    BalasHapus

mohon diapresiasi..

Copyright © Jemari-Jerami. Designed by OddThemes