Cari Blog Ini

Berpuisi Di Tengah Hari

BERPUISI DI TENGAH HARI


Ini puisi berisi tentang panas
yang menyerang dengan ganas
di dua per empat waktu dalam sehari

Selain dari matahari yang tegak berdiri
Awan pun tak jua menemukan birahi
yang membuatnya basah, 
dan hasrat bersenggama dengan langit
hilang lalu menjadinya terbilah
Itu berkat ulah ular-ular bernama manusia
sehingga berterimakasihlah kepada sesamamu
wahai manusia!

Lain pula dari langit, sekarang beralih ke bumi
Lagi-lagi makhluk satu ini yang berkhotbah
siapa lagi kalau bukan manusia
Jilat-menjilat sesamanya sudah hal yang lumrah
karena sudah menjadi makanannya tiap hari
Bahkan makan-memakan pun sudah barang pasar
barang tentu dapat ditemui di tiap jengkal 
jalan setapak yang kau lalui

Sebuah panoramik yang sungguh menggelitik!

Di tengah hari ini pun
suhu mencapai lima puluh derajat celsius
dikarenakan bumi yang sudah mulai membenci
ditambah lagi manusia yang tak tahu diri!
menjungjung tinggi dan memperebutkan derajat 
yang tidak akan dibawa mati

Munkar dan Nakir pun tidak akan menanyakan
: Derajatmu di dunia sudah sampai mana?

Berpuisi di tengah hari yang panas ini
sungguh nikmat sekali
terlebih jika langit dan bumi menari
dalam rekaan imaji yang terus tertatih


Cempaka Baru, 25 Oktober 2011
Dwi Suprabowo

Posting Komentar

mohon diapresiasi..

Copyright © Jemari-Jerami. Designed by OddThemes