Judul Buku :
Drama Karya dalam Dua Dimensi
Penulis :
Prof. Dr. Hasanuddin WS., M.Hum
Penerbit :
Angkasa, Bandung
Terbitan :
2009
Edisi :
Revisi (dari 1997)
Tebal halaman :
i-viii, 1-232
ISBN/ISSN : 9796650517
Buku
ini memiliki empat pembahasan pokok mengenai drama yang diulas dalam
masing-masing bab. Bab pertama mengenai hakikat drama dan teater. Dijelaskan
mengenai pengertian drama di Indonesia lebih terfokus pada genre seni peran,
padahal dalam genre sastra sendiri sangatlah menarik. Maksudnya, hasil cipta
imajinasi penulis drama tidak langsung dimaknai oleh pembacanya (penikmat)
seperti jenis prosa atau puisi, tetapi ada perantara yang menyampaikan temanya
melalui suatu pementasan (karya) yang bereaksi langsung secara kongkret.
Karakteristiknya pun berbeda dengan prosa maupun puisi. Dalam drama dialog-lah
yang paling menonjol dalam penulisannya. Pada bab berikutnya membahas tentang
sejarah drama dan teater serta perkembangannya di Indonesia maupun di Negara
“barat”. Awal perkembangan drama di Indonesia maupun di Barat sama-sama berasal
dari ritual keagamaan. Perbedaannya, jika di Indonesia lebih ditekankan pada
syair-syair yang dituturkan, sedangkan di Barat lebih kepada bercerita.
Pada bab ketiga drama dalam dimensi
sastra sangat menekankan bahwa drama (naskah) merupakan bagian dari sastra. Di
sini juga dipaparkan pendekatan sastra yang dapat diterapkan dalam teks drama
(teori Abrams: Objektif, Mimesis, Ekspresif, dan Pragmatik). Bab terakhir
berisi tentang drama dalam dimensi pemanggungan. Dalam dimensi pemanggungan
dijelaskan mengenai bagian-bagian yang dibutuhkan pada suatu pementasan.
Bagian-bagiannya adalah Komposisi, yang berisi tentang syarat tata letak dan
barang-barang yang digunakan (properti). Berikutnya adalah tata rias, faktor
yang dapat mendukung pementasan karena mampu menambah ketajaman karakter tokoh
yang diperankan. Setelah itu tata kostum, yang tidak berbeda dengan rias bahkan
dikatakan bahwa rias dan kostum adalah “kakak-beradik” yang sulit untuk
dipisahkan. Tata cahaya, yang sangat berpengaruh pada suatu pertunjukan teater
modern, karena teater berkembang pada gedung-gedung pementasan yang sangat
membutuhkan cahaya buatan (tata cahaya). Bagian terakhir adalah tata musik,
yang mampu memberi nuansa pementasan menuju suasana tertentu yang dapat
mendukung terpentaskannya naskah drama.
Simpulan
Buku ini terbit pertama pada tahun
1997 yang direvisi dan diterbitkan kembali pada tahun 2009, namun pada
penulisannya mengalami kesalahan-kesalahan. Kalau melihat dari kata revisi,
seharusnya buku ini telah mengalami banyak pengeditan secara intens, namun
tidak sesuai dalam banyaknya kesalahan penulisan.
Pembahasannya dibuat sesederhana
mungkin. Mudah untuk dipahami maksudnya, tetapi pemaparan-pemaparan
pendekatannya pada dimensi sastra berputar-putar. Maksudnya pemaparannya lebih
banyak menggunakan contoh-contohnya, sehingga dapat dikatakan bahwa baik untuk
pemahaman tetapi kurang baik dalam ketepatan (tidak bertele-tele).
Cover
buku ini sesuai dengan pembahasannya, yakni menggunakan topeng untuk
mencerminkan drama. Topeng diidentikkan kepada “kepura-puraan” atau lakon pada
suatu pementasan drama.
Oleh : Dwi Suprabowo
teruslah berkarya
BalasHapusmas tolong kasih saya rekomendasi buku2 teater dong
BalasHapusada beberapa buku yang bagus meskipun sebagian sudah tidak dicetak lagi, seperti buku teater karya Japi Tambajong, Buku teater untuk SMA karya WS RENDRA, Menyentuh teater (kitab teater) karya Nano Riantiarno, ada juga buku karya Rikrik itu juga bagus dengan adanya ilustrasi gambar pola latihan.. ada pula karya suyatna anirun yang dari study club bandung.. selamat membaca @indriani habsari
BalasHapus